Banyumanis – SD Negeri 2 Banyumanis, sebuah sekolah dasar yang terletak di wilayah lereng pegunungan yang asri, kembali menorehkan prestasi membanggakan. Sekolah ini berhasil masuk sebagai finalis Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2025, sebuah penghargaan bergengsi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip lingkungan hidup ke dalam kegiatan pembelajaran dan budaya sekolah.
Prestasi ini tidak datang secara instan. Perjalanan panjang dan komitmen yang kuat dari seluruh warga sekolah menjadi kunci keberhasilan SDN 2 Banyumanis dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, dan berwawasan lingkungan.
Membangun Budaya Peduli Lingkungan
Kepala SDN 2 Banyumanis, Ibu Siti Hartini, S.Pd., menyampaikan bahwa sejak tahun 2022, sekolah telah mulai menerapkan berbagai program ramah lingkungan. Hal ini mencakup pengelolaan sampah terpadu, pemanfaatan limbah organik menjadi kompos, penghijauan lingkungan sekolah dengan tanaman produktif, serta edukasi lingkungan kepada siswa secara rutin.
“Kami percaya bahwa pendidikan lingkungan hidup harus dimulai sejak dini. Anak-anak adalah agen perubahan. Ketika mereka tumbuh dengan kesadaran menjaga alam, maka masa depan kita akan lebih baik,” ujar Ibu Siti.
Program “Jumat Hijau” menjadi salah satu kegiatan unggulan sekolah, di mana setiap hari Jumat, siswa, guru, dan warga sekolah lainnya melakukan kegiatan kebersihan lingkungan, penanaman pohon, dan pembuatan taman kelas. Selain itu, sekolah juga mengadakan lomba kebersihan kelas dan inovasi pengelolaan sampah yang melibatkan kreativitas siswa.
Dukungan Komunitas dan Pemerintah Daerah
Keberhasilan SDN 2 Banyumanis juga tidak lepas dari dukungan aktif orang tua siswa, masyarakat sekitar, dan pemerintah desa. Sekolah menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten, kelompok tani, serta komunitas pecinta alam untuk memperkaya pembelajaran dan kegiatan lingkungan di sekolah.
“Gotong royong menjadi kekuatan kami. Semua elemen masyarakat dilibatkan. Bahkan, orang tua siswa ikut serta dalam membangun kebun sekolah dan pengolahan kompos,” tambah Ibu Siti.
Selain itu, sekolah juga memanfaatkan lahan kosong di sekitar sekolah untuk dijadikan kebun edukasi yang ditanami sayuran dan tanaman obat keluarga (TOGA). Hasil panen digunakan untuk kebutuhan sekolah dan sebagian dijual untuk menambah kas kegiatan siswa.
Menuju Sekolah Adiwiyata Nasional
Setelah melalui tahapan seleksi tingkat kabupaten dan provinsi, akhirnya pada pertengahan tahun 2025, SDN 2 Banyumanis diumumkan sebagai salah satu finalis tingkat nasional. Penilaian dilakukan secara ketat oleh tim dari KLHK berdasarkan empat komponen utama: kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan berbasis partisipatif, serta pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Kini, sekolah tengah mempersiapkan diri menghadapi tahap akhir penilaian, yang melibatkan kunjungan langsung tim verifikasi nasional.
“Kami tidak hanya mengejar penghargaan, tapi ingin menjadikan ini sebagai budaya. Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujar salah satu guru, Bapak Rudi Hartono.
Inspirasi untuk Sekolah Lain
Keberhasilan SDN 2 Banyumanis menjadi finalis Sekolah Adiwiyata Nasional menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain, khususnya di wilayah pedesaan. Dengan keterbatasan fasilitas, SDN 2 Banyumanis mampu membuktikan bahwa semangat, kerja sama, dan komitmen yang kuat dapat menghasilkan perubahan besar.
Jika berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Nasional, SDN 2 Banyumanis akan mencatatkan sejarah sebagai sekolah dasar pertama di kecamatan tersebut yang mendapatkan pengakuan lingkungan di tingkat nasional.
Semoga langkah SDN 2 Banyumanis menjadi pemicu semangat bagi seluruh sekolah di Indonesia untuk menjadikan pendidikan lingkungan sebagai bagian penting dalam proses belajar mengajar. Karena menjaga bumi bukan hanya tugas orang dewasa, tapi juga generasi penerus bangsa.
